Saturday, November 27, 2010

RESISTOR

Hambatan atau resistor adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai penahan/rem arus listrik. Walaupun hambatan ini dapat meneruskan arus listrik namun tidak dengan begitu saja arus listrik dapat melintasi hambatan. Karena bahan untuk membuat hambatan itu sendiri terdiri dari bahan yang sulit menghantarkan arus listrik, maka arus listrik itu tidak mungkin dapat melaluinya tanpa mendapatkan rintangan atau hambatan.
Bentuk pisik hambatan ada bermacam-macam. Ada yang berbentuk kotak dan ada pula yang berbentuk silinder. Besar kecilnya hambatan ini tergantung dari kemampuannya dalam menahan panas (daya), semakin besar panas yang mampu diterima semakin besar pula bentuk pelawannya. Biasanya kemampuan dari pelawan menerima panas dari arus listrik di­nyatakan dalam W (watt). Huruf W ini tercetak pada badan resistor yang harganya disebutkan tidak dengan menggunakan kode warna.
Untuk menentukan nilai dari hambatan ada dua macam, yaitu pada badannya ditulis dengan angka langsung, dan menggunakan kode warna. Pada dua buah ujung yang berlawanan pada hambatan dipasang dua buah kawat yang tidak saling berhubungan. Kawat ini berfungsi untuk menem­pelkan diri dengan komponen listrik maupun komponen elektronika dalam suatu rangkaian elektronika, dan kawat ini disebut terminal.
Di antara kedua terminal pelawan dapat terjadi tegangan apabila padanya dialiri arus listrik. Besarnya tegangan ini dapat dicari dengan menggunakan hukum Ohm.
Ada dua macam hambatan yang sesuai dengan fungsinya, yaitu hambatan tetap dan hambatan Variabel. Pelawan tetap adalah hambatan yang mempunyai nilai hambatan tetap. Sedangkan yang dimaksud hambatan variabel adalah hambatan yang nilai hambatannya dapat diatur.
Hambatan variabel ada beberapa macam, yaitu NTC, LDR, VDR, Trimpot dan potensiometer. Semua hambatan tersebut selain potensiometer mem­punyai dua buah terminal, sedangkan potensiometer sendiri mempunyai tiga buah terminal.
NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coefisien. NTC im mempunyai nilai hambatan yang dipengaruhi oleb suhu (temperatur) disekitarnya. Apabila suhu disekitarnya naik, maka harga hambatannya turun dan bila suhu disekitarnya turun harga hambatannya naik. Panas di sini yang dimaksudkan adalah panas yang disebabkan oleh ber­tambahnya arus yang mengalir pada hambatan. Dengan sifat yang dimiliki­nya, NTC dapat berfungsi sebagai pelindung komponen elektronika dalam rangkaian.
LDR, singkatan dari Light Depending Resistor. LDR ini mempunya harga hambatan yang dipengaruhi oleh cahaya (sinan) disekitarnya. Pada saat cahaya kuat (siang hari) harga hem batan besar, dan pada saat tidal ada cahaya (malam hari) harga hambatannya rendah. LDR ini biasa dipakai untuk sakiar otomatik pada lampu jalan dan lampu taman
VDR., singkatan dari Voltage Depending Resistor. VDR ini mempi nyai harga hambatan tergantung dari tegangan yang terjadi padanya Pada seat tegangan yang diberikan besar, maka harga hambatnnya kecil, dan pada saat tegangan turun harga hambatannya naik juga. Fungs VDR ini sama dengan NTC, hanya penyebab perubahan harga hambatannya yang berbeda.
Trimpot, singkatan dari timmer potensiometer. Trimpot ini berfung si untuk merubah hambatan yang jumlahnya kecil.
Potensiometer, adalah hambatan variabel yang dapat mengubah harga hambatan untuk jumlah yang besar.

KALKULATOR RESISTOR

Beberapa waktu yang lalu sudah sudah dibahas materi dari kode warna Resistor yang menjelaskan arti dari kode warna sebuah resistor dan menentukan nilai dari resistor tersebut. Nah, bagi rekan2 yang masih belum paham dapat menggunakan sofware berikut ini sebagai kalkulator untuk menentukan nilai sebuah resistor. Rekan2 dapat link download disni.
Caranya menggunakan sofware ini cukup simple dan mudah :

  1. Instal sofware setelah di download.
  2. Maka akan keluar kokat dialog seperti gambar berikut
  3. Tentukan lebih dahulu resistor - 4 warna atau 5 warna4.
  4. Lalu klik pada gambar resistor yang diinginkan.
  5. Silahkan klik warna2 yang ada di bawah komponen Resistor
  6. Sebaiknya dalam klik warna dimulai dari sebelah kiri ring warna

HAMBATAN HUBUNG JAJAR

Hambatan yang dihubungkan jajar dapat dicari harga perlawanan totalnya dengan menggunakan rumus berikut ini :
Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R2
Keterangan:
RT = Jumlah hambatan
R1, R2, Rn = harga perlawanan dari masing-masing hambatan
n= banyaknya hambatan.
Contoh:
1. Diketahui : Gambar seperti di bawah
R1 = R2 = 100 Ohm
Ditanyakan : RT ?
Jawab :

1/Rt = 1/R1 + 1/R2
1/Rt = 1/100 + 1/100
1/Rt = 2/100
1/Rt = 1/50
Rt = 50/1 = 50 Ohm

Apabila hambatan dalam hubungan jajar diberi tegangan dari baterai maka pada rangkaian tersebut akan mengalir arus. Besarnya anus yang mengalin ini dapat dicari dengan cara seperti berikut ini .

2. Diketahui : Gambar seperti di bawah
R1 = R2 = 100 Ohm dan V = 6 Volt
Ditanya : a. Rt ?
b. I, I1 dan I2 ?
Jawab:

a. Rt = ....
1/Rt = 1/R1 + 1/R2
1/Rt = 1/100 + 1/100
1/Rt = 2/100
1/Rt = 1/50
Rt = 50/1 = 50 Ohm

b. I, I1 dan I2
I = V/Rt
I = 6/50 = 120 mA
I1 = V/R1
I1 = 6/100 = 60 mA
I2 = V/R2
I2 = 6/100 = 60 mA

HAMBATAN SERI

Hambatan-hambatan bila dihubungkan secara berderet akan dapat dicari harga hambatan totalnya dengan menggunakan rumus berikut ini :

Rt = R1 + R2 + R3
Keterangan :
RT = harga hamabatan total
R1, R2, R3, Rn = harga hambatan masing-masing hamabatan
n = banyaknya hambatan.
Contoh:
1. Diketahui : Gambar seperti di bawah :
R1 = R2 = 100 Ohm
Ditanya : Rt ?
Jawab :

Rt = R1 + R2 = 100 Ohm + 100 Ohm = 200 Ohm.

2. Diketahui : Gambar seperti di bawah :
R1 = 20 Ohm
R2 = 80 Ohm
R3 = l50 Ohm
R4 = 100 Ohm

Ditanya : Rt ?
Jawab :

Rt = R1 + R2 + R3 + R4 = 20 + 80 + 150 + 100 = 350 Ohm.
Apabila hambatan dalam hubungan deret diberi tegangan dari baterai, maka pada rangkaian tersebut akan mengalir arus. Besarnya arus yang me­ngalir tersebut, dapat dicari dengan cara seperti berikut ini :


R1 = R2 = lOO Ohm
V = 6 V

Ditanya :a. Rt ?
b. I atau arus ?

Jawab :
Rt = R1 + R2 = 100 + 100 = 200 Ohm
I = V / Rt = 6 / 200 = 0,03 A = 30 mA.

KODE WARNA RESISTOR

Untuk menentukan nilai dari hambatan ada dua macam, yaitu pada badannya ditulis dengan angka langsung, dan menggunakan kode warna. Pada dua buah ujung yang berlawanan pada hambatan dipasang dua buah kawat yang tidak saling berhubungan. Kawat ini berfungsi untuk menempelkan diri dengan komponen listrik maupun komponen elektronika dalam suatu rangkaian elektronika, dan kawat ini disebut terminal. Di antara kedua terminal hambatan dapat terjadi tegangan apabila padanya dialiri arus listrik. Besarnya tegangan ini dapat dicari dengan menggunakan hukum Ohm. Satuan dari hamabatan adalah Ohm (Omega), dan biasanya dinyatakan dengan simbol R. Nilai hambatan yang dinyatakan dengan kode warna, maka warna itu disusun seperti gambar dibawah :

Contoh:
Cara menggunakan kode warna untuk menentukan nilai hambatan suatu hambatan
  1. Diperlukan sebuah pelawan 800 ohm dengan toleransi 5%, maka kode warna yang terdapat pada pelawan adalah: Kelabu - Hitam - Coklat - Emas
  2. Suatu hambatan dengan nilai hambatan 27 Kilo Ohm dengan toleransi 10%, maka kode warna yang tercantum pada pelawannya adalah Merah - Ungu - Jingga - Perak
  3. Suatu hambatan mempunyai kode warna sebagai berikut: Coklat - Ungu - Biru - tak berwarna , harga hambatan dari hambatannya adalah 17 Mega Ohm dengan toleransi 20%. Atau ditulis 17 Mega Ohm 20%
  4. Suatu hambatan mempunyai kode warna sebagai berikut: Jingga - Merah - Emas, - Perak , maka harga hambatan dari hambatannya adalah 3,2 Ohm 10%
  5. Suatu hambatan dengan kode warna sebagai berikut: Ungu - Kuning - Jingga - Perak , maka harga hambatan dari hambatannya adalah 74 Kilo Ohm 10%

TAHANAN LISTRIK

Seperti halnya dengan air, listrik yang mengalir selalu ada yang menahan-nahan kecepatan arusnya. Dikatakan listrik yang mengalir mendapat tahanan. Pada kawat yang besar tahanan itu kecil. Pada kawat yang kecil tahanan itu besar. Pada kawat tembaga atau perak tahanan itu kecil dan kawat besi tahanannya lebih besar. Tahanan diberi simbol R diukur dengan satuan Ohm yang ditulis dengan huruf Yunani Omega (Ω) .
Ukuran yang lain :
1 Ohm = 1 Ω
1 K Ohm = 1 K Ω
1 M Ohm = 1 M Ω
1 K Ω = 1.000 Ω
1 M Ω = 1.000 K Ω
1 M Ω = 1.000.000 Ω

No comments:

Post a Comment